Jumat, 25 Maret 2022

WONDERFUL BEACHS IN BELITUNG


Bulan Mei 2021, ini kali pertama saya menjejakkan kaki di Pulau Belitung. Kotanya sepi dan sangat tenang. Tidak ada kemacetan. Jalanan lengang, bahkan di pusat kota sekalipun. Hal hal yang kemudian baru saya tahu adalah di kota ini tidak ada Indomaret, Alfamaret, PHD / Pizza Hut, mall / plaza. Bahkan Grab food pun belum ada. Tapi Gojek ada, lho! Saya pun tidak melihat ada taxi berseliweran di jalan ataupun di bandara Hanandjoedin. Salah satu pusat keramaian di pulau Belitung ini adalah dipusat kota. Ada 1 shopping centre yang namanya Bharata. 

Satu hal penting lainnya yang harus diketahui, bandara di Belitung buka pukul 07.00 pagi! Bandara Hanandjoedin ini tergolong bandara kecil, namun bersih dan tertib. 


Bandara buka pukul 07.00 Pagi


Jalanan di sepanjang kota hingga ke pinggiran kota sangat baik, beraspal dan memiliki akses yang mudah untuk menuju ke tempat tempat wisata seperti pantai pantai yang posisinya terjauh sekalipun dari pusat kota.





 

Belitung merupakan kota kecil yang dikelilingi laut. Ada banyak sekali pantai di Belitung. Pantainya sangat indah dan memiliki arus yang tenang, sehingga aman untuk bermain air ataupun sekadar berendam. Salah satu pantai yang terkenal adalah Pantai Tanjung Tinggi. Pantai ini memiliki garis pantai yang luas, dengan batu batu besarnya.







Selain Pantai Tanjung Tinggi, pantai indah lainnya yang reccomended untuk dikunjungi yaitu Pantai Penyabong. Pantai ini letaknya di sebelah Selatan Belitung. Tidak ada tiket masuk untuk bermain di pantai ini (free). Jalanan akses menuju ke pantai ini pun sudah sangat bagus.



Pantai yang tidak kalah indah di Belitung adalah Pantai Bukit Berahu. Untuk memasuki pantai ini, tiket masuk sebesar Rp. 10 ribu perorang. Di area Pantai Bukit Berahu terdapat restaurant dan Cottage. Di Pantai ini bisa kita temui monyet monyet jinak. 




Pantai berikutnya yang saya kunjungi yakni Pantai Tanjung Pendam. Pantai ini sepertinya memang tidak cocok untuk berenang. Hanya bisa menikmati Sunset yang indah. Area pantai ini sangat ramai di sore hari. 







Dalam kunjungan saya ke Belitung di bulan Mei 2021 hanya bisa mendatangi 4 pantai saja, padahal masih sangat banyak pantai lainnya yang terkenal indah dan masih virgin. Karena saat berkunjung di bulan tersebut masih masuk ke musim hujan, saya terpaksa melewatkan kesempatan hopping island. Padahal Hopping Island adalah salah satu menu wajib yang harus dilakukan saat berkunjung ke Belitung.


Ada 3 hotel yang saya pesan saat itu, yakni Hotel BW Suite, Swiss Belresort, dan Havana Mutiara Belitung. Ketiganya memiliki servis yang ok.

Area belakang Hotel BW Suite

  
Pemandangan dari atas balkon kamar BW Suite


Bagian belakang Hotel Swissbel Resort



BW Suite Hotel dan Swissbel Resort memang memiliki pantai dan tepat berada di tepi pantai, namun pantai tersebut hanya bisa dinikmati viewnya saja, alias tidak bisa untuk kita berendam atau bermain air.

Untuk urusan kuliner, restoran seafood banyak tersebar di dalam kota dan pinggiran kota. Rasanya enak dan harganya pun tergolong reasonable. Beberapa restoran yang saya kunjungi di daerah Tanjung Pendam, yakni Warung Fesdaz Gorong Gorong di dekat pantai Tanjung Pendam, Warung Sunset Akaula dan restaurant seafood lainnya yang saya lupa namanya. Kuliner andalan di Pulau Belitung adalah Mie Belitung Atep dan Kong Djie Coffe. 

Berkunjung ke Pulau Belitung akan sangat disarankan untuk menyewa mobil. Ada banyak tempat sewa mobil lepas kunci di Pulau Belitung. Persyaratan sewa lepas kunci pun sangat mudah. 









Minggu, 23 Agustus 2020

ITINERARY LOMBOK 6 HARI 5 MALAM

Saya ingin berbagi info mengenai itinerary perjalanan saya ke Lombok selama 6 hari 5 malam di tahun 2019.

Day 1 : 

- Tiba di airport, dijemput oleh driver rental mobil yang telah dibooking sebelumnya

- Makan siang Nasi Puyung di resto yang jaraknya sekitar 1 km dari bandara

- Meluncur ke Pantai Tanjung Aan, Bukit Merese, dan Pantai Kuta Mandalika

- Check in di Hotel daerah Senggigi

- Makan malam bisa order Nasi Ayam Taliwang via Gofood (karena terlalu lelah di hari itu dan ingin saving energy untuk  exploring keesokan harinya)


Day 2 & 3 :

- Order Gocar menuju Pelabuhan Bangsal.

- Beli tiket public boat sekitar Rp. 15 ribu perorang menuju ke Gili Trawangan (perjalanan sekitar 20 menit)

- Tiba di Gili Trawangan, check in ke hotel yang sudah dibooking (bisa pakai jalan kaki, Cidomo, atau langsung sewa sepeda dengan biaya perhari Rp. 50 ribu)

- Explore Gili Trawangan (pantainya cantik banget!). Bisa bersepeda keliling Gili untuk hunting sunset dan sunrise, lho! Di malam hari kita bisa hunting kuliner di Pasar Malam. Bisa juga nyantai di cafe-cafe yang penuh dengan bule 😀. Biar lebih puas, saya sarankan pilih 2 malam di Gili Trawangan.


Day 4 :

- Kembali ke Senggigi  dengan dijemput oleh driver rental mobil, check in hotel dan taruh koper.

- Mengunjungi Air Terjun Benang Kelambu (atau pilihan lain : Air terjun Sendang Gile di daerah Rinjani)

- Makan siang on the spot di tempat wisata Air terjun.

- Makan malam bisa order Go Food dan makan di hotel 


Day 5 :

- Pantai Selong Belanak

- City Tour kota Mataram sambil hunting oleh-oleh (bisa kunjungi toko oleh-oleh Lestari untuk beli makanan khas Lombok dan kunjungi toko Sasaku atau Lombok Exotic untuk beli aneka pernak pernik khas Lombok seperti kaos / baju, tas, dompet, dll.)


Day 6 :

- Check out hotel

- Menuju bandara untuk coming home 😊


 

6 Hari 5 Malam Wisata Lombok (Day 5 & 6 : Mataram kota & pulang ke Jakarta)

Halo sobat traveller,


Ketemu lagi dengan saya di sini. Di artikel ini saya ingin melanjutkan sharing pengalaman saya di hari ke 5 dan 6 di Lombok.


Di artikel sebelumnya saya sudah bercerita tentang pengalaman saya menginap di Jayakarta Resort Lombok. Harga yang saya bayar di resort Jayakarta untuk 2 kamar selama 2 hari 1 malam adalah sekitar Rp. 1,5 juta (via Traveloka). 

Di hari ke 5 ini saya dan keluarga hanya menghabiskan setengah hari di hotel saja (sampai dengan waktu check out pukul 12 siang). Anak - anak dan ayahnya berenang di swimming pool hotel, sementara saya sibuk packing2. 

Tepat pukul 12, kami sudah meninggalkan hotel menuju tempat makan siang di KFC Senggigi. Kenapa di KFC Senggigi? Karena anak-anak mulai bosan dengan masakan ayam Taliwang 😁 dan saya pun saat itu punya masalah perut (usus rasanya kesulitan mengolah makanan yang spicy), jadi kami mencari makanan yang simple saja.  Dari Jayakarta hotel menuju KFC Senggigi kami gunakan Go Car (ongkosnya sekitar Rp.20ribuan).

Selesai makan di KFC, kami bersantai dulu di teras belakang resto KFC yang kebetulan viewnya adalah pantai Senggigi. KFC Senggigi ini lumayan ok juga lho buat kongkow2, karena pada bagian belakang di lantai 2 langsung menghadap laut lepas. 

Tujuan akhir kami siang itu adalah meluncur ke hotel berikutnya (hotel terakhir kami di Lombok, tentunya!), yakni Hotel Fizz di wilayah kota Mataram. Beruntungnya kami saat keluar dari resto, kami langsung mendapat Taxi. 

Perjalanan dari KFC Senggigi ke Hotel Fizz adalah sekitar 30 menit. Sayangnya saya tidak ingat berapa ongkos taxinya. Tapi sepertinya tidak sampai 70 ribu rupiah. 

Hotel Fizz ini letaknya dekat Indomaret. Berada di jejeran bangunan ruko - ruko. Karena saat saya menginap masih suasana lebaran, jadi masih banyak restoran di sekitarnya yang tutup. Padahal di waktu normal, di sekitaran hotel pastinya ramai karena lokasinya dekat universitas.

Hotel Fizz bukanlah hotel besar (hotel bintang 2 kalau tidak salah), kondisi lobbynya pun sederhana namun terlihat nyaman. Saya menyewa 2 kamar Superior lewat Travelloka, harga 2 kamar untuk 1 malam adalah sekitar Rp. 500 ribuan (murah, kan?). Lift hotel terlihat modern (tombol touchscreen). Kondisi kamar tidaklah mewah, tapi cukup bersih, AC cukup dingin, WIFI ok, Channel TV kabel lumayan banyak. 

Selepas maghrib, kami memesan Gocar untuk mencari makan di Mall Lombok Epicentrum. Posisi Hotel Fizz dengan mall ini tidak begitu jauh. Suasana mall ini lumayan ramai dan lengkap. Setelah berkeliling dan makan, kami pun kembali ke hotel untuk istirahat.

Makan pagi di Hotel Fizz disediakan secara buffet. Ruangan resto menyatu di lantai yang sama dengan lobby. Tidak begitu besar. Pilihan makanan tidak banyak, tapi lumayan enak.

Selesai makan pagi, kami pun bergegas packing koper dan meluncur ke bandara dengan menggunakan Gocar.   Pesawat yang kami pilih untuk kembali ke Jakarta via bandara Halim adalah Batik Air.  

Perjalanan kami ke Lombok pun berakhir menyisakan kenangan indah 😊. Sebenarnya masih banyak tempat cantik di Lombok yang belum saya explore. Well, someday surely I'll be back to Lombok! Insha Allah.






Minggu, 16 Juni 2019

6 Hari 5 Malam Wisata Lombok (Day 04 : Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu)

Hai... hai, travelling lover,


Hari ini saya ingin membagi pengalaman saya jalan -  jalan di Lombok pada hari ke 4.  Di hari ini schedule saya adalah mengunjungi Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu. Letak air terjun ini ada di wilayah Desa Aik Berik, yakni di Lombok bagian tengah berbatasan dengan Lombok Utara. Buat yang hobby mendaki gunung, jalur air terjun ini bisa jadi jalur alternatif untuk mendaki Gunung Rinjani.

Start dari hotel Montana Premier Senggigi pukul 9.30 WITA, naik mobil rental harian (sehari Rp. 500 ribu sudah termasuk driver & BBM). Perjalanan sekitar 1,5 jam hingga sampai ke parkiran mobil tempat wisata Air Terjun. Dari Senggigi menuju desa Aik Berik, kita akan melewati kota Mataram, lalu mengarah ke wilayah Namada dan terus melewati daerah pedesaan.

Harga tiket masuk perorang adalah Rp. 5000,- Jika di pintu masuk ditawarkan jasa guide, sebaiknya tolak saja secara halus. Jalur menuju 2 air terjun sangatlah mudah. Tracknya pun aman. 

Loket penjualan tiket ada di pas pintu depan dekat parkiran. Sebelum memasuki air terjun, kami sempat membeli makan siang di restoran dekat loket tiket. Kami membeli paket ayam goreng + nasi + es teh manis seharga Rp. 50 ribu perpaket. (Karena di menu tidak tertulis harga makanan, maka sebelum pesan makanan, saya tanyakan dulu harga paketnya ke ibu penjual). 

Selesai makan siang, kami pun berjalan ke pintu pemeriksaan tiket. Dari pintu pemeriksaan, jalan lurus lalu belok kiri. Track awal setelah pintu masuk adalah jalur pepohonan tempat tinggal para monyet. Jangan takut, mereka cukup jinak. Tapi untuk lebih amannya, jangan ajak mereka bermain main ya 😁

Selepas itu, maka kita akan mengikuti jalur naik turun tangga. Jarak menuju air terjun pertama, yakni Benang Stokel kira kira 350 meter dari pintu depan. 



Setelah puas menikmati air terjun Benang Stokel, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Benang Kelambu. Jarak sekitar 1km dari air terjun Benang Stokel. Tracknya naik turun tangga dan melewati pepohonan serta lahan pertanian warga. Di sekitar jalur yang kita lewati ada saung2 penjual minuman dan makanan kecil. 




 

Bentuk air terjun Benang Kelambu memang seperti tirai, berjenjang. Airnya jernih dan dingin. Beberapa pengunjung mancanegara bahkan terlihat mandi dengan hanya menggunakan bikini. Setelah selesai bermain air di air terjun Benang Kelambu, akhirnya kami kembali ke tempat parkir. Biaya parkir mobil sebesar Rp. 10 ribu. 

Setelah kami meninggalkan tempat wisata air terjun, tujuan kami berikutnya adalah membeli oleh2 khas Lombok. Driver mengarahkan kami untuk belanja di pusat snack Lestari (wilayah Mataram). Di toko ini bebas parkir alias gratis biaya parkir. Di sini kami membeli aneka rumput laut, keripik, madu khas Sumbawa, dll. Harganya standar. Saat membayar, kita bisa minta packing  dengan kardus khas Lestari (packingnya pun free).

Selesai belanja di Lestari, kami pun meluncur ke toko oleh oleh lainnya : Sasaku dan Lombok Exotic di daerah Jalan Raya Senggigi.

                          Sasaku

                       Sasaku

Lokasi Sasaku dan Lombok Exotic sangat berdekatan. 


Produk produk yang dijual di Sasaku dan Lombok Exotic hampir sama. Baju pria, wanita, dan anak - anak serta aneka tshirt khas Lombok. Ada juga tas, kain, sandal, topi, dan lainnya. Kalau menurut saya, harga di Lombok Exotic lebih murah dari Sasaku. Jam buka Sasaku dan Lombok Exotic : 08.00 - 22.00 WITA. 

Setelah puas belanja, kami pun memutuskan untuk kembali ke hotel. Hari ini hotel yang telah kami book via Agoda adalah Hotel Jayakarta. 

Saat tiba di Jayakarta Hotel, waktu itu menunjukkan pukul 7 malam, sudah cukup gelap. Kamar yang kami book adalah 2 Deluxe Room dengan connecting door. Terdapat balkon dengan view menghadap taman. Kamar lumayan besar, namun terlihat agak tua. Tapi untungnya AC kamar cukup dingin, Wifi ok, dan terdapat meja pendek untuk bersantai secara lesehan di kamar. Satu - satunya yang menurut saya kurang ok adalah ukuran TV yang kecil serta pilihan tv cable yang hanya ada 2 channel saja. Oya, di kamar tersedia 2 botol Aqua besar (ini berbayar ya!) dan 2 botol kecil air mineral di toilet yang gratis (saya lupa merknya).

Di hotel Jayakarta ini kita bisa langsung menuju ke pantai lewat playground. Tapi sayangnya pantai di sini terlihat kotor dengan ombak yang besar. Sangat tidak saya rekomendasikan untuk anak - anak berenang di pantai. Makan pagi di Jayakarta standar, tidak sebanyak pilihan dibanding hotel Jayakarta Bandung. Kolam renang di hotel ini lumayan besar dengan berbagai pilihan, besar dan kecil serta ada yang untuk dewasa serta anak - anak. Playground luas dan terlihat bersih. Terdapat fitness centre juga. 

Kalau menurut saya ya, secara keseluruhan, jika melihat kondisi resort dan pelayanan yang diberikan, resort ini tergolong agak overpriced. Salah satu alasan saya memilih hotel ini karena mereka punya akses langsung ke pantai, namun melihat kondisi pantai yang tidak bisa digunakan untuk bermain air (karena alasan keselamatan --  pantai terlihat agak kotor dan ombak yang besar dan menurut salah seorang staff hotel, mereka tidak memiliki lifeguard / penjaga pantai), jadi agak sedikit menyesal memilih hotel ini. But it's ok, kami tetap menikmati beristirahat di resort ini. Stafnya lumayan ramah, terutama staff FO nya.

Ok, travelling lover, di artikel berikutnya saya akan mengulas pengalaman jalan jalan saya di Lombok pada hari ke 5. Sampai ketemu lagi di next article.. 







Kamis, 13 Juni 2019

6 Hari 5 Malam Wisata Lombok (DAY 02 & 03: GILI TRAWANGAN)

Hello pecinta travelling...

Di artikel lanjutan ini, saya ingin meneruskan cerita pengalaman saya travelling di Lombok di hari ke 2.

Setelah di hari pertama saya bermain air di Lombok bagian Selatan (Pantai Tanjung Aan, Bukit Merese, dan Pantai Kuta), pada hari ke 2 ini saya dan keluarga melanjutkan perjalanan ke Gili Trawangan. Yeayyyy...!! 

Karena kami berempat membawa koper masing2  1 koper (total 4 koper), tentunya ini akan sangat merepotkan saat penyebrangan ke Gili, maka kami menitipkan koper-koper kami ke Receptionist Hotel Montana Premier. Kalau ditanya : "Enak gak sih titip koper di hotel?" Enak2 aja! Karena sepulangnya kami dari Gili keesokan harinya, kami akan kembali menginap di Hotel Montana Premier Senggigi ini 😊😊

Untuk pakaian2 dan perlengkapan pribadi lainnya selama kami di Gili, kami masing2 membawanya dalam tas ransel (backpack bag), jadi jangan lupa ya persiapkan membawa tas ransel ini saat kalian akan berlibur ke Lombok, khususnya jika kalian punya rencana ingin ke Gili. 

Karena harga air minum di Gili termasuk mahal, maka kami sudah membawa persediaan air minum di masing2 tas ransel. Untuk makan siang, kami sudah membeli KFC, yang rencananya akan kami bawa untuk makan di hotel di Gili Trawangan.

Start dari Hotel Montana Senggigi sekitar pukul 9 pagi. Order transport via Go Car. Tarifnya dari Hotel Montana ke Pelabuhan Bangsal Rp. 110.000,-

Perjalanan menuju Pelabuhan Bangsal sekitar 1 jam, dengan jalur melewati jalan raya Senggigi lalu bukit Malimbu. Kita juga akan melewati villa Hantu. Gak akan bosen deh selama di kendaraan, karena view yang kita lihat adalah hamparan pantai biru yang indah. Jalan berkelok naik dan turun. 

Ada 2 jalur alternatif untuk menyebrang ke Gili Trawangan : pelabuhan Bangsal dan Pelabuhan Nara. Pelabuhan Bangsal untuk penyebrangan perahu umum (public boat) dan Pelabuhan Nara untuk Fast boat. 

Karena tema travelling saya adalah "Economic Travelling", maka saya memakai public boat, yakni perahu kayu (semacam perahu nelayan) yg dilengkapi 3 motor mesin. Harga sangat murah yakni Rp. 15 ribu perorang (sudah termasuk biaya asuransi dari Jasa Rahardja). Saat kita pesan tiket, penjual tiket akan menanyakan nama, usia dan alamat tiap penumpang. 


Kita akan diberi tiket dengan warna tertentu, misalnya warna kuning, putih, pink, dan warna lainnya. Satu perahu bisa muat 40 an orang. Setelah membayar tiket, kita harus menunggu panggilan. Biasanya sih kita tidak perlu menunggu lama, kurang lebih 10 menit. Panggilan akan diumumkan lewat pengeras suara, meminta penumpang untuk naik ke perahu. Panggilan untuk naik ke perahu disesuaikan dengan warna tiket yg kita dapatkan. 

Jangan takut ya, di dalam perahu tersedia pelampung2 kok. Tapi jangan heran juga kalau di dalam perahu kita akan bercampur dengan barang2 penumpang lain seperti sepeda, sayuran, telur2, dan lain2, karena public boat ini merupakan perahu pengangkut orang dan barang. Perjalanan memakai perahu umum ini memakan waktu selama kurang lebih 20 menit.






Sebaiknya gunakan sandal ya, jangan bersepatu, karena dijamin kaki kita akan basah saat naik dan turun dari perahu. Saat di atas perahu, buatlah diri kita senyaman mungkin. Nikmati gelombang air lautnya dan manjakan mata kita dengan birunya laut yang luas. Asyik lho!

Saat turun dari perahu, kita disuguhi pemandangan hiruk pikuk dermaga Gili. Bule2 berseliweran, bercampur dengan masyarakat lokal. Ada yang berjalan kaki, ada yang bersepeda, dan juga lalu lalang dokar (cidomo).

Sekali lagi, karena semboyan saya adalah liburan hemat, maka untuk mencapai hotel, saya memilih berjalan kaki sambil mencari sepeda sewaan. Hotel yang saya pesan di Gili Trawangan adalah Laguna Gili Beach Resort. Jadi dari pelabuhan, saya berjalan kearah kanan dan jalan lurus di sepanjang pinggir pantai. Tepat di depan Masjid Agung, saya melihat tempat penyewaan sepeda. Harga sewa per jam Rp. 25 ribu, dan perhari Rp. 50 ribu. Jadilah saya ambil yang perhari. Gowes gowess deh sampai ke hotel 😊😊 





Oya, menurut info yang saya dengar, harga cidomo di Gili cukup mahal. 1 orang bisa diatas Rp. 50 ribu. Seringkali kita diminta bayar secara charter alias borongan, bahkan dari yang saya dengar ada bule diminta bayar Rp.200 ribu sekali jalan.

Setelah check in hotel, makan siang pakai KFC yang tadi sudah dibeli, istirahat sebentar, lalu kita semua kembali bergowess ria mengelilingi Gili Trawangan sambil mencari spot yang bagus untuk hunting sunset.


Dapat dehhh sunsetnya! Yang mau bermain air di Gli Trawangan, bisa banget lho karena airnya di sini jernih, ombaknya tenang. Jadinya lebih nyaman dan aman. 

Menjelang malam, klub2 dan cafe2 di sini ramai  dipenuhi bule2 dan hingar bingar musik. Selalu ada pesta yang diadakan bergilir di masing2 cafe tiap malamnya. Ada juga life music. Kalau mau cari makanan murah, bisa mampir ke Night Market dekat dermaga. Kalau mau nasi dan pecel ayam / lele, ada juga rumah makan yang jual di sini dengan harga per paket Rp. 25 ribu.


Pagi hari di Gili Trawangan agak sepi. Jadi kalau mau gowes2 bebas di Gili, momen paling tepat di pagi hari. Buat berenang di pantai juga oke banget.

Menjelang sore, saya bersama keluarga pun kembali ke dermaga untuk membeli tiket balik ke pelabuhan Bangsal. Perjalanan laut menuju Bangsal sama seperti sebelumnya yang menuju Gili Trawangan, memakan waktu kurang lebih 20 menit. 

Setibanya di Pelabuhan Bangsal, kami jalan sedikit menuju luar pintu pelabuhan, sampai kemudian kami mendapatkan taksi Blue Bird yang kosong. Biaya taksi di hari itu ternyata lebih murah dari Go Car, yakni sebesar Rp. 105ribu dari Pelabuhan Bangsal - Hotel Montana Premier Senggigi.

Makan malam kami beli via GoFood dan kami pun istirahat untuk saving energy karena keesokan harinya kami berencana mengunjungi air terjun Benang Stokel dan Benang kelambu. 

Bahasan hari ke 4 akan kami lanjutkan di artikel berikutnya yaaaa... 


  


Rabu, 12 Juni 2019

6 Hari 5 Malam Wisata Lombok - Bukit Merese, Tanjung Aan, Kuta Beach, Senggigi (DAY 01)

Hai pecinta travelling...


Saya ingin membagi pengalaman saya berwisata di Lombok selama 6 hari 5 malam bersama keluarga (saya dan suami dengan 2 anak remaja)


Keberangkatan dari Jakarta 3 hari setelah Idul Fitri yakni tanggal 7 Juni 2019. Dengan penerbangan Citilink, boarding time jam 05.55 WIB dari CGK transit selama 2 jam di Djuanda Airport Siduarjo, lalu terbang kembali ke LOP dan mendarat jam 11.30 WITA.

Tiba di bandara LOP, kami dijemput oleh driver rental mobil yang sudah kami hubungi beberapa minggu sebelumnya. Karena kami hanya ber 4 dan dalam rangka "liburan hemat", maka kami memilih Avanza. Sewa Avanza per hari Rp. 500 ribu (included driver + BBM). Selama 6 hari kami di Lombok, kami hanya 2 hari saja menggunakan sewa kendaraan harian, sisanya pakai Grab Car / Go Car dan taxi.

Rute kami di hari itu adalah : 

Day 1 : bandara LOP - Makan siang di RM Puyung Cahaya (dekat bandara) - Tanjung Aan Beach - Bukit Merese - kuta Mandalika beach - Hotel Montana Premier Senggigi. 






Tanjung Aan dan Bukit Merese sangat saya rekomendasikan untuk dikunjungi, karena tempatnya memang indah. Saat saya berkunjung ke Pantai Kuta, tempat itu sangat ramai, dan pengunjung terbanyak adalah wisatawan domestik. Saya tidak lama main di Pantai Kuta ini, karena yang saya cari adalah pantai yang tidak begitu ramai pengunjung.



Ket. : Biaya makan siang ber 4 di RM Puyung Cahaya dengan menu standar nasi puyung + teh manis kurang lebih 120rb. Makan malam bisa go food. Di sekitar hotel Montana Premier Senggigi banyak resto / cafe, diantaranya : KFC, Pojok Pasta, martabak, warung makan kaki lima yang menjual nasi goreng, bakso, ayam goreng, dan lain lain.

Hotel Montana Senggigi terletak di jalan raya Senggigi, letak hotel ini hampir bisa dibilang di seberang bibir pantai.Jadi kalau mau ke pantai, tinggal nyebrang jalan raya saja dan jalan sedikit melewati tanah kosong.


Budget di hari ke 1 untuk 4 orang dewasa :


● Sewa Avanza = Rp. 500.000

● Makan siang = Rp. 120.000
●Tiket masuk mobil ke pantaiTanjung Aan + Bukit Merese = Rp. 10.000
● Tiket masuk / parkir ke Pantai Kuta = Rp. 10.000
●Hotel Montana Senggigi per kamar/malam (booking via Agoda) = Rp. 405.000 x 2 kamar 

Total Rp. 1.450.000 (belum termasuk makan malam ya). 


*kalau mau lebih hemat, makan malam bisa di KFC yg letaknya di seberang hotel (gak tepat di seberangnya sih sebenarnya. Agak jalan sedikit lha dari hotel). Atau bisa juga di warung makan kaki lima yang ada di sekitaran jalan Senggigi.


Untuk cemilan atau bisa juga alternatif makan malam, mampir saja ke Pasta Pojok. Isinya rata-rata bule. Yang non Muslim bisa makan Bacon di sini. Harganya standar resto Pizza Hut. Rasa pizza dan pastanya gak kalah dari resto Italia pada umumnya. Review dari para pengunjungnya ok2 kok. Saya rekomen untuk Pizza khas Pasta Pojok.


Rute hari ke 2 nyambung di artikel berikutnya ya...








Sabtu, 13 Juni 2015

Menghitung hari (Demam Berdarah pada Anak)

script data-ad-client="pub-1694589357672647" async src="https://pagead2.googlesyndication .com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>Saat pertama kali tahu anak saya yang berumur 9 tahun terkena DBD (demam berdarah), ini membuat saya shock.

Berawal dari panas tubuh yang berlangsung selama 2 hari hingga mencapai 39 - 40 derajat. Sudah satu botol obat penurun panas diberikan, tapi sama sekali tidak memberikan efek apa pun. Anak menjadi lemas, mengantuk, mengeluh pusing dan tidak mau makan karena mual. Di hari ke dua panas, saya bawa anak periksa ke dokter. Hanya dikasih penurun panas dan obat anti mual.

Di hari ketiga, saya bawa anak saya ke rumah sakit. Disana dilakukan cek darah. Diketahui kemudian terdapat penurunan trombosit ; 158 ribu (normalnya sekitar 300 ribu s/d 400an ribu). Langsung diputuskan anak saya dirawat di rumah sakit. Observasi dilakukan secara rutin oleh suster dan dokter. Penurunan trombosit berikutnya menjadi 125ribu. Pengecekan darah dilakukan per 12 jam, yang  kemudian lebih intens menjadi per 8 jam. Karena kondisi anak saya yang dinilai cukup parah, maka pemasangan infus dilakukan di 2 tangan. Satu infus berisi nutrisi / mineral, satunya lagi berisi cairan "gelofussin". Gelofussin ini sejenis infus yang cairannya pekat berwarna kuning. Pada hari ke 5, trombosit menjadi turun ke titik terendah yaitu 31 ribu. Di hari ke 6, trombosit naik perlahan sampai ke angka 57 ribu dan terus merangkak naik. Anak saya diperbolehkan pulang pada saat trombosit naik ke angka hampir 100 ribu.

Merawat anak yang terkena DBD itu perlu kesabaran. Kita sebagai orang tua harus bisa benar - benar menghitung hari sejak dimulai dari hari pertama demam/panas, hingga ke hari pemulihan/penyembuhan. Hari ke 1,2, dan 3 anak biasanya akan panas tinggi. Hari ke 4 dan 5, anak mulai turun panas (tapi justru di hari - hari ini menjadi masa kritis karena trombosit akan turun ke titik terendah). Pada hari ke 6 dan 7, anak bisa jadi kembali panas atau malah berangsur sembuh tanpa adanya demam/panas. Pada hari ke 6 dan 7 lah anak biasanya mulai sembuh / pulih.

Yang terpenting selama sakit DBD, anak harus dipaksa minum yang sebanyak-banyaknya. Selain itu, anak harus bedrest dan dijaga asupan makanannya. Untuk menjaga agar tidak dehidrasi, anak harus banyak pipis, sehingga antara cairan yang masuk dan keluar menjadi seimbang. Waspada jika anak tidak pipis selama 4 jam. Jus jambu biji, kurma dan air putih, itu mutlak diperlukan untuk menaikkan trombosit.