Jumat, 27 November 2009

KANKER SERVIKS (Gejala, Penularan, Pencegahan, dan Pengobatan)

Setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual mempunyai resiko terhadap kanker leher rahim, atau yang lebih dikenal sebagai Kanker Serviks (cervical cancer).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.

Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa sedemikian tinggi? Hal ini disebabkan kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut. Tingginya angka penderita kanker serviks stadium lanjut biasanya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya kanker serviks. 

Apa itu Kanker Serviks?
 
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker serviks cenderung muncul pada perempuan berusia 35-55 tahun, namun dapat pula muncul pada perempuan dengan usia yang lebih muda (20 - 30 tahun).

Penyebab Kanker Serviks?
1. Human Papillola Virus (HPV)
Kanker ini 99 % disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.
Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Terdapat 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Perkembangan HPV ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV-nya. HPV tipe risiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra kanker. Tipe HPV yang berisiko rendah hampir tidak berisiko, tapi dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya system kekebalan tubuh alami, namun infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat mengarah pada kanker serviks.
2. Radiasi atau Pencemaran Bahan Kimia
Sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
Demikian juga bagi anda yang merokok kemungkinan untuk mendapatkan Kanker Serviks sangat besar. Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001. Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.
Bagaimana Cara Penularan Kanker Serviks?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). HPV dapat menginfeksi semua orang karena HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual. Wanita yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti pasangan beresiko tinggi terkena infeksi. Namun ada kalanya perempuan yang tertular virus ini adalah yang telah setia hanya pada satu pasangan saja (kemungkinan resiko tertular datang dari pasangannya).
Apa Saja Gejala Kanker Serviks?
Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sudah berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala fisik seperti pendarahan serta keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa sakit saat berhubungan seksual.  Gejala fisik pada penyakit ini umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Berikut gejala-gejala kanker serviks tingkat lanjut :
  • munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding). Adanya rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual.
  • keputihan yang berlebihan dan tidak normal. Pengeluaran cairan encer dari vagina
  • pendarahan spontan di luar siklus menstruasi.
  • penurunan berat badan drastis.
  • Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
  • juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
Saat mencapai stadium lanjut dan menyebar ke organ tubuh lain, maka kanker serviks akan mengakibatkan kematian. Penderita stadium lanjut umumnya harus mengangkat organ alat kandungan, sehingga kemungkinan mempunyai keturunan menjadi hilang.

Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.



Siapa saja yang memiliki resiko terinfeksi Kanker Serviks?


Selain perokok, perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama perempuan yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan resiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.



Kanker serviks juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terinfeksinya kanker serviks. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, perempuan yang melakukan diet ketat sehingga mengakibatkan rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E yang secara tidak langsung menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan tubuh, pun memiliki resiko tinggi untuk mudah terinfeksi.

Bagaimana mendeteksi secara Dini Kanker Serviks?
Untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya penyakit Kanker Serviks, yakni dengan melakukan Test Pap Smear. Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.

Test ini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Prosedur pemeriksaan Pap Smear Test mungkin sangat tidak menyenangkan untuk anda, tetapi tidak akan menimbulkan rasa sakit. Dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama. Alat ini berfungsi untuk membuka dan menahan dinding vagina supaya tetap terbuka, sehingga memungkinkan pandangan yang bebas dan leher rahim terlihat dengan jelas. Sel-sel leher rahim kemudian diambil dengan cara mengusap leher rahim dengan sebuah alat yang dinamakan spatula, suatu alat yang menyerupai tangkai pada es krim, dan usapan tersebut dioleskan pada obyek-glass, dan kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan yang lebih teliti.

Usahakanlah melakukan Pap smear test ini pada waktu seminggu atau dua minggu setelah berakhirnya masa menstruasi anda. Jika anda sudah menopause, Pap smear test dapat anda lakukan kapan saja. Tetapi jika kandung rahim dan leher rahim telah diangkat atau dioperasi (hysterectomy atau operasi pengangkatan kandung rahim dan leher rahim), anda tidak perlu lagi melakukan Pap smear test karena anda sudah terbebas dari resiko menderita kanker serviks. Pap smear test biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali, dan lebih baik dilakukan secara teratur.
Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).


Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk mendeteksi dini kanker serviks, yakni dengan menggunakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).

Bagaimana mencegah kanker Serviks?

Upaya pencegahan kanker serviks merupakan langkah yang mesti dilakukan. Cara yang bisa dilakukan dalam rangka menurunkan faktor resiko seperti mencegah hubungan seksual pada usia dini, tetap setia pada satu pasangan saja, dan menghentikan kebiasaan merokok. Pencegahan ini bertujuan menghilangkan resiko perilaku seksual yang meningkatkan paparan terhadap virus papiloma manusia (HPV). Hal lain yang bisa dilakukan adalah memperbanyak mengkonsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning yaitu yang banyak mengandung beta karoten, vitamin C dan vitamin E. Serta melakukan vaksinasi HPV yang bertujuan mencegah dan mengobati infeksi virus. Selain itu, yang penting juga untuk dilakukan adalah segera lakukan test Pap Smear.

 Antisipasi Kanker Serviks?

Selain dengan melakukan test Pap Smear, tentunya dengan Vaksinasi HPV. Perlukah Vaksinasi HPV? Vaksinasi ini mulai beredar di pertengahan tahun 2006. Gunanya untuk  pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.



Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%.

Adakah efek samping dari Vaksinasi HPV? Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan. Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.

Bisakah Kanker Serviks disembuhkan?

Biasanya karena tidak adanya keluhan atau gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, penderita yang sudah terinfeksi kanker serviks pada stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.
Pengobatan kanker serviks ditentukan oleh berat ringannya penyakit atau stadium. Umumnya pada stadium awal, tindakan operasi menjadi pilihan pertama. Namun, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan terapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.



  


 

Jumat, 18 September 2009

Mau Langsing? Ini tipsnya

Faktor yang turut memberikan sumbangan pada proses kegemukan adalah:

1. Perubahan pola hidup seseorang, dimana dalam 24 jam waktu hidupnya porsi “penimbunan” lebih banyak daripada porsi “pembakaran”

2. Perubahan pola makan seseorang, dimana kebiasaan dan menu makan seseorang berubah menjadi lebih nikmat, lebih berlemak, lebih banyak

3. Perubahan hormonal, seiring dengan usia tubuh yang semakin menua dan fungsi-fungsi pembakaran dalam tubuh semakin berkurang

Nah bila kita lihat 3 faktor utama di atas, 2 di antaranya dapat dicegah secara permanen, dan hanya satu yang tidak… tapi bisa ditunda atau dikurangi. Berikut beberapa tips penting untuk mengatasi masalah kegemukan. Tips ini insya Allah DIJAMIN efektif bagi orang gemuk untuk melangsingkan tubuhnya ke berat badan normal (bukan berarti kurus kering lho…)

1. Mulailah dengan menimbulkan “Vitamin KK” alias Kemauan Kuat pada diri Anda untuk membenahi pola hidup Anda… Susah? Eit, jangan dulu mengatakan susah! Ganti saja menjadi gampang-gampang-susah. Jadi gampangnya 2x dan susahnya 1x

2. Atur kembali cara makan Anda.

Lebih dari 70% fakta kegemukan pada kepustakaan yang saya baca di luar faktor keturunan adalah diikuti atau diawali dengan cara makan yang salah
Rasulullah SAW adalah orang yang senantiasa menjaga makannya dengan cara makan hanya bila lapar, dan berhenti sebelum kenyang (bukannya seperti filosofi kebanyakan orang yang gemuk : makan ketika datang waktunya, berhenti setelah perut merasa terlalu kenyang sehingga tidak dapat dimasuki lagi hehehe…)
3. Gunakan pola makan 3-2-1® (registered trademark of DrArief.com)

Tentu maksudnya bukan makan pagi 3 porsi, makan siang 2 porsi, dan makan malam 1 porsi… alangkah gemuknya kita bila mengikuti pola itu Maksudnya adalah : makan pagi menduduki skor 3, makan siang menduduki skor 2, dan makan malam menduduki skor 1. Skor ini menunjukkan kepentingannya, yang berhubungan dengan pola hidup orang normal (pada umumnya) bekerja pada pagi hari dan istirahat pada malam hari; tentunya berlaku sebaliknya bila Anda bekerja sebagai petugas yang senantiasa bekerja di malam hari dan tidur di pagi hari.
4. Jauhi jarak antara makan malam dengan tidur

Semakin dekat jarak antar makan malam dengan tidur, itu berarti Anda memberikan tambahan “PR” bagi tubuh untuk membakar kalori dari hasil makan malam tadi menjadi lemak selama Anda tidur.
5. Hindari deposito yang tidak perlu!

Kebanyakan orang gemuk punya cara tersendiri untuk mengisi waktu-waktu khususnya, seperti kebiasaan minum kopi manis di sore hari, teh manis di malam hari, dsb. Ini adalah kebiasaan, bukan kebutuhan. Bila tubuh Anda sudah terasa berat untuk beraktivitas, ada baiknya Anda tinjau kembali perlu tidaknya tubuh Anda mendapatkan “suntikan deposito” lemak secara rutin.
6. Upayakan komposisi makan yang didasari prinsip yang sesuai dengan kebutuhan.

Bila aktivitas harian Anda lebih banyak menggunakan aktivitas fisik (otot), tentu tubuh Anda lebih banyak membutuhkan karbohidrat.
Bila aktivitas harian Anda lebih banyak menggunakan aktivitas berfikir (otak), tentu tubuh Anda lebih banyak membutuhkan protein.
Cara mudah untuk menimbang takarannya adalah dengan melihat point no. 2 di atas.
7. Jangan “asal isi” perut Anda setiap saat ia lapar

Upayakan substitusi yang tidak berpotensi menambah lemak Anda ketika serangan lapar datang.
Campurkan porsi makanan utama Anda dengan agar-agar supaya lebih berisi.
Perbanyaklah minum air daripada menambah porsi makan.
Perbanyak buah segar, khususnya bila terasa lapar di waktu malam. Tentu bukan durian, alpukat, dan buah berlemak lain.
8. Aktifkan kembali otot-otot tubuh Anda dengan olah raga. Otot selalu berlawanan dengan lemak. Bila otot Anda “memakan” zat-zat hasil pembakaran makanan dalam jumlah yang tidak berlebihan, maka bisa dipastikan uang kembalian yang akan “disetor” ke tabungan lemak pasti akan sedikit. Karenanya, upayakan selalu agar otot Anda aktif.

9. Ini dia… Ramuan khusus!

Ini adalah kombinasi zat alami unik yang telah dicoba oleh banyak orang dan terbukti berhasil. Tapi ini adalah ramuan tradisional, jadi tidak ada statistik yang memadai sebagaimana obat kimia. Minumlah secangkir campuran madu dan bubuk kayumanis yang telah direbus, setiap pagi, 30 menit sebelum sarapan saat perut masih kosong dan pada malam hari sebelum tidur. Bila diminum secara teratur insya Allah dapat menurunkan berat badan… bahkan untuk mereka yang mengalami obesitas sekalipun. Konon campuran ini juga dapat mencegah penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh.
Menarik bukan? Nah selamat mencoba! Saya doakan semoga sukses dan langsing
(Info : Dr. Arief)

Selasa, 15 September 2009

Hentikan Anak Jalanan, Sekarang Juga!

Penculikan dan perdagangan anak merupakan kaitan yang saling berhubungan. Karena motif dari penculikan biasanya adalah karena objek yang diculik, yakni anak, selanjutnya dijual kepada jaringan (sindikat) untuk kemudian dijadikan sebagai komoditas mesin pencari uang, Umumnya korban penculikan adalah anak-anak dari kalangan menengah ke bawah, yangmana pengawasan dari para orangtua terhadap anak sangat minim.

Maraknya perdagangan anak tentunya tak lepas dari peran pemerintah kita yang cenderung apatis dalam menangani masalah sosial dan penegakkan hukum terhadap masalah exploitasi anak di bawah umur.

Sangat miris rasanya bila kita melihat pemandangan yang terjadi selama ini di sekitar kita, dimana hampir di setiap jalanan (terutama di sekitar kolong jembatan layang), para anak yang sangat belia, bahkan banyak diantaranya yang masih usia balita, harus berlarian melintasi lampu merah, dengan pakaian seadanya dan muka kotor, mengemis atau mengamen. Sementara para “ibu pengeksploitasi anak” menunggu sambil duduk dan mengobrol di tempat yang agak jauh tersembunyi sambil mengawasi para pekerja cilik mereka mengais rejeki.
Atau yang lebih miris lagi adalah pemandangan dimana para ibu (kita tak pernah tahu apa benar mereka ibu kandung) menggendong bayi di bawah terik matahari ataupun guyuran hujan, hanya untuk memaksa mencari rejeki dengan bermodalkan belas kasihan orang lain terhadap “korban cilik” yang mereka gendong. Pernah saya iseng bertanya pada seorang pengemis yang sedang menggendong bayinya yang tampak menggigil kedinginan di pinggir jalan (yang saya lihat ibu itu usianya masih tergolong muda dan sebenarnya kalau dia mau kerja keras, dia bisa mencari pekerjaan lain yang lebih pantas ketimbang menjadi pengemis), saya tanyakan mengapa dia mengajak serta anaknya. “Gak kasihan Bu ajak anak untuk kerja di jalanan begini?”
Dengan sangat enteng si Ibu menjawab, “Kalau saya gak ajak, dia siapa yang jagain?” lalu saya tanya lagi, “Anaknya dibawa ke jalanan gini kan pastinya kepanasan dan kehujanan, Bu?” Dijawab lagi oleh sang Ibu “Ah itu sih udah biasa, udah kebal dia”.  Wah, enteng banget jawabannya! Anaknya masih berumur kira- kira 6 bulan lho! Usia yang seharusnya mendapatkan kenyamanan dan kasih sayang sebuah keluarga di dalam rumah yang hangat, bukan di jalanan yang serba keras seperti itu. Saya malah sempat berpikir, jangan-jangan anak bayi itu bukan anak kandungnya si Ibu...? Sudah menjadi rahasia umum bila anak yang dibawa pengemis sebenarnya banyak "anak sewaan ".

Pernah juga suatu kali saya melihat segerombolan anak laki-laki (anak jalanan) kira-kira berumur 5 sampai 7 tahun. Mereka sedang bergulat melawan seorang anak laki-laki yang badannya sangat kurus. Anak kurus itu kelihatan lebih muda dari anak yang lainnya. Sungguh kasihan saya melihatnya karena kendati anak kurus itu sudah menangis meraung-raung, tetap saja mereka mengeroyoknya (ada yang menjambak, memelintir jari, dan menendang pinggang). Kejadian tersebut tepat di pojok bawah jembatan penyebrangan, agak tersembunyi memang, tapi di sana ada beberapa orang jalanan yang duduk-duduk, tanpa berusaha melerai mereka.

Sungguh sangat keras hidup yang harus dilalui anak jalanan itu. Mungkin hal yang saya lihat itu tidaklah seberapa keras dari yang biasa mereka alami sehari-hari. Terbayang kemudian kedua anak saya di rumah, yang selalu dibanjiri kasih sayang dan pelukan. Sungguh sangat berbeda dengan nasib para anak jalanan itu.


Please cut it off. Ini semua harus dihentikan. Mereka semua yang di jalanan memang bukan anak-anak kita. Bukan juga saudara ataupun kenalan kita. Tapi ber-empatilah. Bayangkan bagaimana kalau yang diculik dan dijual adalah anak kita. Bagaimana kalau seandainya anak kita kemudian dijadikan komoditas mesin pencari uang oleh para sindikat? Saya pikir, siapa pun bisa saja menjadi korban penculikan dan perdagangan para sindikat.

Seandainya pemerintah kita bisa lebih tegas dalam memerangi perdagangan anak dan mampu menegakkan hukum yang amat pantas untuk para penculik yang tertangkap. Hukum mati bagi para penculik saya kira sangat pantas, ini sekedar untuk menimbulkan efek jera.

Selain itu, buatlah peraturan yang sangat tegas untuk para orang tua supaya tidak sama sekali menjadikan anak sebagai pekerja ataupun penghasil uang yang berkeliaran di jalanan. Buatlah wadah semacam panti yang fungsinya untuk menitipkan anak sekaligus sebagai tempat bimbingan ketrampilan (sekolah) bagi para anak yang orang tuanya tidak mampu secara ekonomi dan terpaksa meninggalkan anaknya karena bekerja. Untuk dana panti itu sendiri seharusnya para pengelolanya mencari donator dari para dermawan (pengusaha, pejabat, dll, pastinya ada donator yang dermawan kan?). Saya kira tidak sedikit dari para anak jalanan (keluarga miskin) yang punya bakat tertentu untuk dikembangkan di pusat bimbingan (panti) yang selanjutnya hasil dari keterampilan tersebut bisa menjadi bekal hidup di masa depan anak yang bersangkutan. Bukankah hal ini selain demi kepentingan sang anak, pun dapat dijadikan sebagai perbaikan generasi bangsa kita?


Buatlah hukum yang sangat tegas untuk memerangi ekspoitasi anak, dimana bagi pelanggarnya akan dijatuhi hukuman yang seberat-beratnya. Bukankah sebenarnya di Undang-undang kita sudah ada yang mengatur masalah “perlindungan Anak”, yakni UU No.23 yang isinya : Perlindungan Anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. Undang-undang ini mengatur secara tegas tentang perdagangan anak.

Dan pada Pasal 59 menegaskan “Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak ... anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, ...”
Pasal 68 (1) Perlindungan khusus bagi anak ... perdagangan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 dilakukan melalui upaya pengawasan, perlindungan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat. (2) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan penculikan, penjualan, atau perdagangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Serta Pasal 78 setiap orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak ... anak korban perdagangan... sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Tegakkanlah hukum itu sampai jalanan kita benar-benar bersih dari anak jalanan. Sungguh tempat anak bukanlah di jalanan yang keras (dimana kekerasan fisik dan seksual kerap terjadi), melainkan di dalam sebuah rumah yang nyaman, sebuah tempat yang dapat menumbuh kembangkan diri sang anak untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Jika hukum atas ekspoitasi anak sudah ditegakkan, dimana tidak ada lagi “mesin cilik pencari uang yang berkeliaran di jalanan”, maka bisa jadi penculikan dan perdagangan anak akan berkurang bahkan bisa jadi hilang.

Kamis, 10 September 2009

Pengakuan-pengakuan Dokter Aborsi

Waktu pertama kali melakukan pengguguran, saya merasa menjadi seorang pembunuh. Tetapi saya melakukannya lagi, lagi dan lagi, dan 20 tahun kemudian saya menjadi kebal terhadap suara hati nurani. Yah, saya perlu uang. Karena itu adalah pekerjaan yang mudah maka saya terpaksa melihat para wanita sebagai hewan dan bayi-bayi itu sebagai kumpulan daging belaka." (dokter NN)
"Mula-mula kami melakukan pengguguran pada janin-janin kecil…sehingga detakan-detakan jantung dan geraknya tak begitu nyata. Saya pikir janin-janin berumur 15-16 minggu itu tentu belum bisa merasa apa-apa. Tanpa sadar, kami mulai melakukan pengguguran terhadap janin-janin besar. Tiba-tiba waktu kami menyuntikkan cairan garam, kami melihat ada gerakan-gerakan dalam rahim. Pasti ini adalah janin yang menderita akibat menelan cairan garam, ia menendang-nendang dengan panik dalam keadaan sekarat. Kami menghibur diri dengan mengatakan bahwa itu hanya disebabkan oleh kontraksi otot-otot rahim saja. Tapi, jujurnya hal ini menekan batin kami, sebab sebagai dokter kami mengerti betul bahwa bukan itu yang sebenarnya terjadi. Kami telah melakukan pembunuhan." (Dr. John Szenens)
""Saya mengalami banyak kesukaran dalam perasaan saya karena pengguguran di masa lalu. Suatu hari saya memasuki ruangan dimana mereka menyimpan janin-janin itu sebelum dibakar. Janin-janin itu dikumpulkan dalam waah-wadah, seperti ayam potong yang dijual di pasar. Saya menjenguk ke dalam wadah di depan saya. Di dalamnya ada bayi kecil telanjang, berlumuran darah. Ia berwarna merah keungu-unguan karena memar dan wajahnya tegang, menderita sekali sebab dipaksa untuk mati terlalu cepat." (Susan Lindstrom)
"Saya tidak suka dengan ide aborsi. Menurut saya, ketika sperma membuahi sel telur ia sudah menjadi seorang manusia. Mungkin belum terlihat bentuk manusianya tapi ia sudah hidup dan sedang memulai suatu proses pematangan dari bagian-bagian yang sebenarnya sudah ada sejak pembuahan. Terkadang saya berpikir daripada diaborsi, lebih baik ia dilahirkan dan diadopsi oleh orang lain. Betapa mengherankan bila dipikir, disatu sisi banyak pasangan yang sudah menikah begitu rindu ingin punya anak dan bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkan seorang anak, namun disisi lain ada orang yang membuang, seakan-akan janin itu hanyalah onggokan daging belaka. Saya mengerti, banyak faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan dan membantu melakukan aborsi. Namun apa pun alasannya, di mata Tuhan itu salah." (Dr. Kartini, Jakarta)
Sumber: ABORSI.NET(21 Desember 2003)

Tindakan, Teknik, dan Resiko Aborsi

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.

Mereka merasa bahwa aborsi itu cepat dan tidak sakit. Mereka tidak sadar karena di bawah pengaruh obat bius. Mereka bisa segera pulang tidak lama setelah aborsi dilakukan. Benar, bagi sang wanita, proses aborsi cepat dan tidak sakit. Tapi, bagi bayi, itu adalah proses yang sangat mengerikan, menyakitkan, dan benar-benar tidak manusiawi.
TINDAKAN ABORSI
Ada 2 macam tindakan aborsi, yaitu:
1. Aborsi dilakukan sendiri
2. Aborsi dilakukan orang lain

Aborsi dilakukan sendiri Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara memakan obat-obatan yang membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja ingin menggugurkan janin.



Aborsi dilakukan orang lain Orang lain di sini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang digunakan juga beragam.



Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu:
1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan di dalam kandungan
2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan
3. Potongan bayi dikeluarkan satu persatu dari kandungan
4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan tidak tersisa
5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah / sungai, dikubur di tanah kosong, atau dibakar di tungku
Teknik Aborsi Yang disesuaikan dengan Usia Kandungan
Pada kehamilan muda (dibawah 1 bulan) Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukan dengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang anak yang masih sangat lembut langsung terhisap dan hancur berantakan. Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah berupa gumpalan-gumpalan darah dari janin yang baru dibunuh tersebut.


Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan) Pada tahap ini, dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu, bagian-bagian tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara menusuk anak tersebut kemudian bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong dengan menggunakan semacam tang khusus untuk aborsi (cunam abortus). Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut, dengan cara menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa lambung, pinggang, bahu atau leher. Kemudian setelah ditusuk, dihancurkan bagian-bagian tubuhnya. Tulang-tulangnya diremukkan dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil agar mudah dikeluarkan dari kandungan. Dalam klinik aborsi, bisa dilihat potongan-potongan bayi yang dihancurkan ini. Ada potongan tangan, potongan kaki, potongan kepala dan bagian-bagian tubuh lain yang mungil. Anak tak berdosa yang masih sedemikian kecil telah dibunuh dengan cara yang paling mengerikan.
Pada kehamilan lanjutan (3 sampai 6 bulan) Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya sudah terlihat jelas. Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa menggenggam. Tubuhnya sudah bisa merasakan sakit, karena jaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik. Aborsi dilakukan dengan terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan. Pertama, diberikan suntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan kedalam ketuban bayi. Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan pernafasannya dan akhirnya – setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari – bayi itu akhirnya meninggal. Selama proses ini dilakukan, bayi akan berontak, mencoba berteriak dan jantungnya berdetak keras. Aborsi bukan saja merupakan pembunuhan, tetapi pembunuhan secara amat keji. Setiap wanita harus sadar mengenai hal ini.
Pada kehamilan besar (6 sampai 9 bulan), pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk. Wajahnya sudah kelihatan, termasuk mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil. Jari-jarinya juga sudah menjadi lebih jelas dan otaknya sudah berfungsi baik. Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi tersebut hidup-hidup, kemudian dibunuh. Cara membunuhnya mudah saja. Biasanya langsung dilemparkan ke tempat sampah, ditenggelamkan ke dalam air atau dipukul kepalanya hingga pecah. Sehingga tangisannya berhenti dan pekerjaan aborsi itu selesai. Selesai dengan tuntas – hanya saja darah bayi itu yang akan mengingatkan orang-orang yang terlibat didalam aborsi ini – bahwa pembunuhan keji telah terjadi. Semua proses ini seringkali tidak disadari oleh para wanita calon ibu yang melakukan aborsi. Kematian bayi yang tidak berdosa itu tidak disaksikan oleh sang calon ibu. Seorang wanita yang kelak menjadi ibu yang seharusnya memeluk dan menggendong bayinya telah menjadi algojo bagi anaknya sendiri.




RESIKO ABORSI

1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

So, please think twice before you gonna do it...

Penyebab Keguguran

Abortus atau keguguran adalah kelahiran yang terhenti pada kehamilan di bawah 20 minggu atau berat badan janin di bawah 500 gram. Kelahiran yang terjadi di atas 20 minggu, bukan lagi abortus, melainkan partus.
Menurut dr. Hj. Hasnah Siregar, Sp OG, abortus biasanya diawali oleh adanya perdarahan pada selaput lendir rahim atau desidua basalis, dan menyebabkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya. Akibatnya, calon janin terlepas sebagian atau seluruhnya. Kondisi demikian membuat calon janin menjadi benda asing bagi rahim, sehingga rahim berupaya mengeluarkan isinya dengan cara kontraksi. “Inilah yang disebut abortus yang spontan. Dengan kata lain, terjadinya abortus merupakan reaksi tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang berupa calon janin tadi,” ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RSIA Harapan Kita dan RSIA Hermina Jakarta ini.
Penyebab abortus sendiri cukup beragam dan dikelompokkan dalam empat aspek, sbb:
  1. Aspek kelainan dari calon janin tadi. “Ini adalah abortus akibat yang terjadi karena kelainan pada kromosom, alias bibitnya sudah tidak baik,” ujarnya. Abortus juga dapat terjadi akibat lingkungan rahim yang tidak baik, misalnya kondisi endometrium yang tidak sempurna. “Bisa saja akibat pengaruh dari luar tubuh ibunya. Misalnya, terkena virus, radiasi, konsumsi obat-obatan, ataupun pengaruh psikis, seperti beban pekerjaan atau hubungan dengan suami.”
  2. Abortus yang terjadi akibat kelainan pada plasenta sendiri. Misalnya, akibat infeksi pada vili-vili chorealis yang menyebabkan plasenta yang tidak bagus, dan menyebabkan pengiriman makanan ke calon janin melalui plasenta terganggu. “Ini menyebabkan gangguan pertumbuhan pada calon janin, dan selanjutnya janinnya mati,” ujar Hasnah.
  3. Penyakit yang berasal dari si ibu sendiri. Misalnya, calon ibu mendapat gangguan kesehatan pada saat kehamilan, seperti akibat infeksi dan mendadak panas tinggi, radang paru (pnemonia), sakit ginjal, terserang malaria, terinfeksi bakteri atau virus, dan sebagainya. “Semuanya ini bisa menyebabkan abortus,” ujar Hasnah. Selain itu, abortus juga bisa terjadi pada ibu yang mengalami anemia (kekurangan haemoglobin atau kekurangan butir darah merah) berat, mengalami keracunan, terpaksa menjalani operasi lain pada saat hamil, atau adanya infeksi pada rongga perut. “Penyakit menahun, seperti toksoplasmosis, juga bisa menyebabkan abortus.”
  4. Kelainan pada alat kelamin dalam, menurut Hasnah, merupakan aspek keempat. Misalnya kelainan letak rahim (retroversi uteri atau letak rahim turun), adanya mioma atau tumor di dalam rongga rahim. “Bisa pula karena mulut rahim sendiri yang tidak bagus (incompeten servik atau servik yang tidak baik) karena jahitan pada persalinan sebelumnya yang tidak bagus. Tak jarang Incompeten servik merupakan bawaan.
Jadi, penyebab terjadinya keguguran memang cukup banyak. “Oleh karena itu, dokter harus teliti mencari penyebabnya lebih dulu. Banyaknya penyebab tadi juga membuat kasus keguguran selalu ada, terutama di daerah yang tidak terjangkau dokter kebidanan,” ujar Hasnah sambil menambahkan, dengan penanganan dokter atau bidan yang baik, maka kematian ibu akibat keguguran dapat dihindari.
JARINGAN DIPERIKSA
Tak jarang, seorang wanita yang baru saja mengalami abortus, beberapa waktu kemudian kembali mengalami abortus. Nah, untuk mencegah terjadinya abortus, khususnya pada pasangan muda yang baru menikah, sebaiknya mereka melakukan pemeriksaan pranikah. Sesuai namanya, pada pemeriksaan pranikah, selain pemeriksaan kesehatan secara umum juga dilakukan pemeriksaan khusus, seperti pemeriksaan kromosom, sperma pria, dan sebagainya. “Pemeriksaan seperti ini sudah lazim dilakukan di berbagai negara maju. Tujuannya untuk menghindari adanya kelainan kromosom, penyakit keturunan, atau hal lain yang menghambat kebahagiaan kedua pasangan. Ini perlunya pemeriksaan pranikah” ujar Hasnah.
Sementara bagi wanita yang baru saja mengalami keguguran, upaya pencegahan terjadinya abortus ulangan diawali dengan membersihkan sisa calon janin dengan cara kuretase oleh dokter. “Jika tidak dibersihkan dapat menyebabkan gangguan, misalnya menyebabkan terjadinya kanker,” tambahnya. Sementara jaringan yang dikeluarkan dari dalam rahim tidak dibuang begitu saja, melainkan diperiksa di laboratorium untuk dianalisa secara anatomi dan patologi, apakah benar jaringan yang dikeluarkan itu calon janin atau bukan. Pemeriksaan laboratorium, selain untuk mendapat informasi tentang penyebab abortus, juga untuk menentukan langkah berikutnya terhadap pasien. “Sayangnya, sering terjadi, khususnya di daerah pelosok, jaringan tadi dibuang begitu saja atau tidak dilengkapi oleh data anatomi-patologi,” ujar Hasnah menyayangkan.
Ada dua kemungkinan wujud jaringan yang keluar saat abortus, yaitu berupa penyakit, misalnya hyperplasia endometrium, atau pertumbuhan sel endometrium yang tidak terkendali. “Ini berbahaya, karena dalam jangka waktu lama dapat berubah menjadi kanker,” ujar Hasnah. Jika dari hasil pemeriksaan ternyata benar jaringan tadi adalah calon janin, atau hasil keguguran, maka dokter wajib mencari tahu kenapa sampai terjadi keguguran. “Pasalnya, mengacu pada banyaknya materi penyebab keguguran, maka penyebab keguguran pada masing-masing orang akan selalu berbeda. Ini harus dicari tahu untuk menentukan proses pengobatan,” ungkapnya.
Sumber: Tumpak Sidabutar/Dok. NOVA

Rabu, 09 September 2009

Lebih Dalam Mengupas Alat Kontrasepsi

Seperti kita tahu, ada begitu banyak alat kontrasepsi. Secara garis besar, kontrasepsi itu dibagi dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi mekanik, hormonal, dan kontrasepsi mantap.
KONTRASEPSI MEKANIK Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya, kontrasepsi ini mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Nah, ada beberapa kontrasepsi yang termasuk dalam golongan mekanik ini, yaitu kondom dan diafragma.
* Kondom Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti kantong. Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma). Rata-rata, dari 100 pasangan dalam setahun, sekitar 4 wanita yang hamil. Kondom harganya murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, tidak perlu pengawasan dan juga bisa mencegah penularan penyakit kelamin. Tapi tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet. Dan mungkin saja terjadi kebocoran, karena bahannya yang sangat tipis.
* Diafragma Kontrasepsi wanita yang mirip kondom. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual. Setelah itu bisa dilepas lagi atau tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor.
* Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload). Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Modifikasi terbaru Copper T, yaitu Nova T memiliki keunggulan lebih lembut. Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi. Sebagai pemakai, Anda bisa memeriksa sendiri keberadaan alat tersebut. Caranya dengan meraba benang alat kontrasepsi tersebut di mulut rahim. Seandainya Anda sudah melakukan pemasangan kontrasepsi ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan. Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif Copper dapat terus berlangsung sampai menjelang menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper, 3-4 tahun harus diganti. Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada kekurangannya. Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam hubungan seksual. Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah keputihan. Karena itu sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi genetalia atau perdarahan yang tidak jelas. Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak menganggu produksi ASI, jika ibu sedang mmenyusui. Efektifitas pemakaian kontrasepsi dalam rahim ini, dari seribu pasangan, sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil.
* Spermisida Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. Dari 100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan. Banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.
KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk. Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.
* Pil atau Tablet
Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial).
Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.
Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering. Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI. Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid.
Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
* Suntikan
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
* Susuk
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Kini sedang diuji coba susuk satu kapsulimplanon). Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
Efek sampingnya berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau tidak haid sama sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan, ketegangan payudara, dan liang senggama terasa kering. Kendala lainnya dalam pencabutan susuk yaitu sulit dikeluarkan karena mungkin waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi.
KONTRASEPSI MANTAP
Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita). Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi.
Sumber: Dedeh Kurniasih) Aman Bagi Pasangan Baru Menikah
Jika Anda baru menikah dan belum berencana punya anak, gunakanlah metoda sederhana untuk menunda kehamilan. Apa saja itu?
1. KONDOM Sperma yang keluar akan ditampung oleh kondom, sehingga tidak masuk ke dalam rahim. Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya karena kondom robek dan bocor.
2. PANTANG BERKALA Untuk menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim hanya saat istri dalam masa tidak subur. Ini bisa dilakukan pada pasangan yang istrinya mempunyai siklus haid teratur. Kerjasama dan pengertian suami sangat dibutuhkan dalam hal ini. 3. SENGGAMA TERPUTUS Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, 30-35 persen. Ini lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina. Cocok Tidaknya Pilihan Anda
Tidak cocok jika:
* Berat Tubuh Tidak Stabil Apakah tubuh menjadi kurus atau gemuk? Seandainya ada perubahan dari berat normal, kemungkinan kontrasepsi yang digunakan tidak cocok.
* Timbul Rasa Nyeri Bisa nyeri kepala, nyeri otot, kram perut.
* Perubahan Emosi Muncul gelisah, depresi, dan sebagainya.
* Pola Haid Terganggu Darah keluar menjadi banyak sekali, sedikit, atau tidak ada sama sekali.
* Timbul Keputihan Jumlahnya banyak dan mengandung bau.

Alat Kontrasepsi Alternatif

PASANGAN yang belum mau memiliki anak atau ingin menunda kehamilan, seringkali bingung memilih metode kontrasepsi yang paling pas untuk diterapkan. Ada yang merasa tidak cocok, ada pula yang merasa tidak puas dengan performa yang ditunjukkan. Jika Anda dan pasangan termasuk salah satu kelompok di atas, simak dulu beberapa jenis kontrasepsi berikut ini sebelum menetapkan pilihan:
1. Pil

kontrasepsi mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron, dan merupakan salah satu cara pencegahan kehamilan paling ekonomis karena harganya relatif murah. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah ovulasi, dan mengentalkan lendir serviks sehingga sperma tidak bisa mencapai uterus.Jika dilihat dari tingkat efektifitas, pil kontrasepsi memberikan jaminan perlindungan 100%, dengan catatan harus diminum secara teratur selama 21 hari tanpa terputus, dan dihentikan selama tujuh hari. Akan tetapi, penggunaan pil ini juga bisa menimbulkan sejumlah efek samping seperti sakit kepala, mual, tumbuh jerawat, atau berat badan naik..

2.Cincin vagina

Alat kontrasepsi ini berbentuk cincin yang fleksibel dengan diameter sekitar 5 cm, yang bekerja melepaskan estrogen dan progesteron secara langsung ke dinding vagina. Masukkan cincin ke dalam vagina dengan menekan kedua tepi secara bersamaan, dan keluarkan setelah tiga minggu. Setelah dilepaskan maka Anda akan mengalami siklus haid. Setiap cincin vagina mampu berfungsi selama satu bulan untuk mencegah fertilisasi, dan lebih baik digunakan oleh perempuan yang tidak cocok menelan pil (karena mengalami mual, pusing, dsb). Cincin vagina ini bisa didapatkan dengan resep dokter, dan memiliki risiko sampingan infeksi vagina yang bisa sembuh dalam beberapa bulan.

3. Spon

Spon merupakan sejenis alat berbentuk busa yang dimasukkan ke dalam vagina beberapa jam sebelum melakukan hubungan seksual, dan dibiarkan di dalam sampai 30 jam sesudah berhubungan. Spon bekerja dengan cara melepaskan zat pembunuh sperma (spermicide) saat berada dalam kondisi lembap karena air, dan ditempatkan di atas serviks.Kekurangannya, alat kontrasepsi ini tidak dapat mencegah penjangkitan penyakit menular seksual, bisa menyebabkan iritasi vagina, dan membuat penggunanya rentan terhadap mikroba.

4. Kondom perempuan

Berbeda dengan kondom biasa, kondom jenis ini dibuat khusus untuk kaum hawa, dan memiliki bentuk seperti kantung plastik panjang dengan cincin pada kedua ujungnya. Ujung yang terbuka merupakan jalan masuk penis, sedangkan ujung yang tertutup didesain untuk menahan ''perkakas'' pria tersebut dari area serviks. Untuk menggunakannya, tekan pinggiran salah satu cincin secara bersamaan dan masukkan sejauh mungkin ke dalam vagina. Sementara itu, bagian cincin lainnya dibiarkan tergantung di luar tubuh.

5. Diafragma

Diafragma merupakan alat kontrasepsi berbentuk tudung/mangkuk yang terbuat dari karet dan bersifat fleksibel. Alat ini dibuat dalam berbagai ukuran sehingga dapat dipilih yang paling pas dengan tubuh. Selain mencegah kehamilan, diafragma juga efektif mencegah risiko kanker rahim.Untuk menggunakannya, lapisi diafragma dengan zat pembunuh sperma, lipat setengah, dan dorong masuk ke dalam vagina hingga menutupi serviks. Biarkan diafragma berada di dalam vagina selama sekurang-kurangnya enam jam setelah berhubungan intim, dan keluarkan dalam jangka waktu 24 jam untuk meminimalisasi risiko infeksi kandung kemih.

6. Sterilisasi

Metode ini merupakan salah satu alternatif pencegahan kehamilan secara permanen. Pada perempuan, prosedur ini dikenal dengan istilah tubektomi, yaitu pemotongan atau penutupan saluran telur yang terentang dari ujung atas rahim sampai kandung telur, sehingga perempuan yang bersangkutan tidak dapat hamil lagi.Metode ini juga bisa dilakukan terhadap laki-laki melalui prosedur vasektomi, yaitu pengikatan atau pemotongan saluran sperma sehingga laki-laki tersebut tidak bisa lagi menghamili lawan jenisnya.

(Source: Media Indonesia)

Menghitung Tanggal persalinan

Tanggal perkiraan persalinan (taksiran partus, TP, expected date of confinement, EDC, atau due date) secara klasik dihitung dengan rumus Naegele, yaitu tanggal menstruasi terakhir ditambah 7 hari, dikurang 3 bulan, dan ditambah 1 tahun. Atau untuk yang tanggal menstruasi terakhirnya jatuh pada bulan Januari sampai Maret, tambahkan saja 7 hari dan 9 bulan. Persalinan biasanya terjadi dalam range 1 minggu sebelum sampai 1 minggu sesudah tanggal taksiran tersebut. Untuk siklus menstruasi yang bukan 28 hari, kurangkan panjang siklus dengan 28. Jika hasilnya positif tambahkan dengan tanggal taksiran. Jika hasilnya negatif kurangkan. Perhitungan dengan web yang menyediakan kalender mungkin agak berbeda hasilnya. Mereka menggunakan sistem 280 hari. Misalkan LMP 2 Maret 2009, maka perkiraan persalinan adalah pada 280 hari kemudian, yang sebenarnya jatuh pada tanggal 7 Desember 2009 (bukan 9 Desember seperti rumus tadi). Agak repot memang, tapi sistem inilah yang banyak dipakai dalam due date calculator di berbagai web.

Membedah Alat Reproduksi Wanita

Berdasarkan definisi dari Departemen Kesehatan, diketahui bahwa kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan baik sebelum menikah maupun sesudah menikah.

Alat reproduksi sendiri adalah bagian-bagian tubuh kita yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan. Alat reproduksi wanita berbeda dengan alat reproduksi laki-laki. Di artikel ini kita akan lebih khusus membahas alat reproduksi wanita. Alat reproduksi wanita terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan luar.

Bagian dalam memiliki fungsi sebagai berikut:

* Bibir kemaluan (labia mayora), yaitu daerah yg berambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.

* Bibir dalam kemaluan (labia minora), yaitu daerah yang tidak berambut dan memiliki jaringan serat sensorik yang luas yang sangat peka karena mengandung ujung syaraf.

* Vagina, yaitu rongga penghubung antara alat reproduksi wanita bagian luar dan dalam.

Sementara itu alat reproduksi wanita bagian luar memiliki fungsi sebagai berikut:

* Vagina bagian luar, yang merupakan jalan keluar bagi darah haid dan jalan keluar ketika bayi lahir (sifatnya sangat lentur sehinggga bayi dapat keluar melalui vagina).

* Leher rahim (cervix), yang merupakan penghubung antara vagina dan rahim.

* Rahim (uterus), tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh dalam rahim selama kehamilan. Bila telur tidak dibuahi, maka sel telur menempel ke dinding rahim. Selanjutnya dinding rahim menebal lalu luruh dan mengalir keluar dalam bentuk darah. Inilah yang disebut haid (menstruasi).

* Saluran telur (tuba falopii), yaitu dua saluran yang terletak sebelah kanana dan kiri rahim yang berfungsi sebagai penghubung rongga rahim dan indung telur.

* Dua buah indung telur ( ovarium), berfungsi memproduksi sel telur dan hormon peremputan yaitu estrogen dan progesterone. Atas pengaruh hormon, sebanyak satu sampai dua sel telur masak setiap bulan, lalu dilepaskan ke dinding rahim. Dinding rahim ini akan menebal, yang sebetulnya berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi.

Nah… apakah tanda-tanda kematangan alat reproduksi wanita? Kematangan alat reproduksi wanita ditandai oleh terjadinya haid pertama, yaitu disebut menarche. Biasanya kita menyebut anak remaja wanita yang demikian sudah akil baligh, yang dimulai sekitar umur 8-12 tahun. Bila seorang wanita sudah mengalami menarche, itu artinya tubuhnya sudah menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi sperma yang dihasilkan oleh tubuh laki-laki, dan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan.

Letak G-Spot Wanita

Selain alat reproduksi tadi, Anda juga perlu mengenali satu area lagi yang sering disebut G-Spot. Mencari letak posisi G-Spot wanitaG-Spot (Grafenberg Spot) saat ini sering dibahas di berbagai media. Katanya, titik G-Spot ini adalah sebuah ruang sempit dibalik tulang pubis wanita ini yang apabila tersentuh akan memberikan sensasi yang luarbiasa.Titik G-Spot dapat ditemukan dengan memasukkan jari-jari ke dalam Vagina dengan telapak tangan menghadap ke depan. Dengan menyentuh dan memainkan bagian ini dengan perlahan, dapat membuat pasangan wanita multiple orgasme. G Spot juga dapat terstimulasi dengan baik saat bercinta dengan posisi doggy style atau spooning. Nah…berbekal pengetahuan anatomi tubuh dan alat reproduksi, tentunya Anda kini dapat mempersiapkan diri untuk menikmati saat-saat indah bersama. Jangan takut untuk mencoba dan mengekplorasi tubuh pasangan, karena kreativitas memang merupakan elemen yang sangat penting untuk membina hubungan intim yang senantiasa penuh gairah.