Bisa cerita sedikit tentang diri Anda?
Saya seorang gadis, sesuatu yang normal, usia saya 20 tahun. Berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya menengah, mahasiswi di sebuah perguruan tinggi Midwest. Saya pesta di akhir pekan, kerja paruh waktu di sebuah toko kopi lokal sebagai kasir dan saya suka menghabiskan uang saya untuk untuk membeli sepatu. Saya normal.
Tapi saya terjangkit herpes.
Saya dibesarkan di rumah yang baik, di lingkungan kelas menengah dan saya masih tinggal bersama orang tua. Seks tidak pernah menjadi topik tabu di rumah, dan saya tidak pernah merasa malu untuk membahas masalah kesehatan seksual. Saya telah berhubungan seks dengan sepuluh orang (hanya 2 yang sebenarnya bukan pacar saya), Sebagian besar saya melakukannya dengan menggunakan kondom.
Bisa Anda jelaskan Herpes itu apa?
Pada dasarnya, herpes itu adalah virus dan setelah Anda terjangkit penyakit itu, selamanya virus itu akan hidup di tubuh Anda. Ada dua jenis virus Herpes, Simplex 1 dan 2. Saya terjangkit Virus Simplex 1. Tipe 1 merupakan versi "ringan", yang biasanya muncul sebagai oral herpes (herpes mulut)..Tapi, saya mendapatkannya pada alat kelamin saya, kemungkinan besar saya mendapatkannya setelah menerima seks oral dari seseorang yang telah terjangkit virus ini. Simplex 2 adalah jenis yang “berat”, yang biasanya muncul sebagai genital herpes (herpes kelamin). Untuk lebih jelasnya mengenai penyakit jenis ini, silahkan baca blogspot saya dibagian lain atau cek Wikipedia dan sumber – sumber informasi online lainnya.
Bagaimana Anda bisa terangkit Herpes?
Yang aneh mengenai herpes, kita tidak pernah bisa benar-benar yakin darimana kita tertular virus ini.
Mantan pacar saya pada beberapa tahun lalu, Chris, memiliki Herpes. Dia benar-benar jujur kepada saya tentang hal ini sejak hari pertama, dan karena kejujurannya itu, saya menghargainya setinggi-tingginya. Ini benar-benar keputusan saya sendiri untuk tidur dengannya, meski saya tahu resikonya untuk tertular virus itu. Kami selalu berhati-hati untuk menggunakan kondom. Tapi kemudian kami tidak cukup berhati-hati sehingga sesekali melakukannya tanpa kondom. Tapi dia sudah terjangkit penyakit itu selama sepuluh tahun dan dia sangat tahu tubuhnya. Dia tahu kapan saja dan bagaimana yang aman untuk melakukannya tanpa mengakibatkan saya tertular. Kami berhubungan seks selama lebih dari empat tahun, dan selama itu saya tidak pernah punya masalah. Kami putus tahun lalu.
Setelah setahun saya putus dari Chris, Saya pacaran dengan John. Suatu malam kami bercinta, dan kami melakukannya dengan cara yang cukup kasar (hal ini menjadi pemicu penularan herpes). Saya terbangun dengan rasa nyeri, tapi saya pikir hal itu mungkin karena kami semalam melakukannya dengan keras.
Beberapa hari kemudian kami bercinta lagi, dan keesokan paginya saya terbangun dengan nyeri yang tak tertahankan. Rasanya seperti ada seseorang yang menusuk saya di selangkangan, sambil membakarnya dengan kasar dan menyiraminya dengan cairan asam. Saat saya periksa, saya melihat sepasang gelembung kecil. Saya panik dan hari itu juga saya menemui dokter. Dokter mengatakan bahwa gelembung itu hanya reaksi alergi terhadap kondom yang kami gunakan dan dia memberi saya krim kortison. Dia melakukan tes IMS (semacam tes penyakit menular seksual), tapi saya tidak mendapatkan hasil. Dua hari kemudian, luka itu menjalar ke bagian tubuh lainnya, saya tidak bisa buang air kecil, atau pergi ke kamar mandi, dan tidak bisa tidur atau berjalan. Menurut dokter kemungkinan saya terkena Herpes, tapi dia tidak melakukan tes apapun atau memberikan saya apapun untuk penyakit saya itu. Dua hari kemudian saya pergi ke dokter lain.
Ini merupakan pengalaman terburuk sepanjang hidup saya. Saya nyaris tidak bisa membuka kaki. Rasanya sangat nyeri. Saat dokter memasukkan spekulum untuk menyeka, saya benar-benar berteriak dan menangis histeris di atas meja. Saya memintanya untuk berhenti. Dia tidak bisa menyelesaikan penyekaan karena saya merasakan nyeri teramat sangat. Namun dia tetap harus memecahkan salah satu dari gelembung-gelembung itu demi memperoleh sel-sel untuk pemeriksaan. Sekali lagi, saya berteriak dan menangis, tetapi saya harus membiarkan dia melakukannya, karena saya harus tahu apa yang salah dengan saya. Inilah neraka.
Dokter memberikan resep obat penghilang rasa nyeri dan Valtrex (oral anti-virus untuk herpes). Dia bilang ada kemungkinan infeksi bisa menjadi lebih buruk, tetapi untuk amannya kita akan segera memulainya dengan Valtrex .
Bagaimana perasaan Anda ketika Anda tahu terjangkit Herpes?
Saya menghabiskan pekan itu di rumah saja, menangis, terisak-isak. Setiap kali saya bangun dan merasa nyeri, saya langsung meminum pil dan mencoba untuk kembali tidur. Itu sungguh mengerikan. Rumah saya berantakan, saya berhenti makan, saya tidak berbicara dengan siapa pun. Saya benar-benar mengurung diri. Saya merasa muak. Saya merasa seolah cahaya dalam diri saya telah padam. Saya merasa sudah bukan lagi seorang gadis bahagia, ceria, dan menyenangkan. Saya sudah mati. Saya malu, saya merasa kotor, saya merasa tidak akan ada seorang pun yang akan mencintai saya lagi. Ketika saya mengatakan kepada John, saya melihat sorot matanya berubah. Sejak itu, saya tidak lagi mendengar kabar apapun dari dia. Dia menghilang.
Dan meskipun saya memiliki riwayat pernah berhubungan seksual dengan penderita Herpes, yakni Chris, hal ini bukan berarti Chris lah yang menularkannya kepada saya. Bisa saja John yang secara diam-diam menularkannya. Yang pasti, Kita TIDAK PERNAH tahu.
Saya tidak ingin memberitahu Chris tentang Herpes yang menyerang saya, tapi saya butuh dukungannya. Dia menakjubkan. Anehnya, hal ini mencairkan sisa ketegangan yang selama ini ada diantara kami. Dan anehnya lagi, hal ini menyadarkan saya mengenai siapakah sebenarnya John dan orang seperti apakah dia. Jadi, inilah berkah di tengah musibah.
Jenis perawatan apakah yang telah Anda lakukan? Apakah pengobatan itu berhasil bagi Anda?
Saya menggunakan Valtrex hanya jika penyakit saya kambuh. Saya juga menghindari pemicunya, yakni paparan sinar matahari dan situasi stres yang tinggi. Sejauh ini saya telah berhasil memerangi penyakit ini.
Bagaimana ini mempengaruhi kehidupan percintaan Anda?
Seperti yang saya katakan, John dan saya sudah putus. Sejujurnya, kalau seorang cowok bereaksi seperti itu, maka saya pun tidak menginginkannya lagi di dalam kehidupan saya.
Setelah putus dari John, saya belum punya pacar lagi. Ada rasa ketakutan bahwa saat saya semakin dekat dengan seseorang, saya harus memberitahu tentang penyakit saya kepadanya. Dan untuk itu saya belum merasa siap.
Chris memberitahu saya penyakit Herpesnya dua bulan sebelum kami jadian, jauh sebelum kami melakukan hubungan seksual. Ia bukan hanya percaya bahwa saya takkan menceritakannya kepada siapa pun, melainkan juga percaya bahwa saya akan menerima dia apa adanya. Saya ingat bahwa ketika ia mengatakan kepada saya tentang penyakitnya, saya tidak jijik atau bahkan kecewa. Justru sebaliknya, saya merasa jadi lebih dekat dengannya. Dan karena kejujurannya itu, saya tidak pernah meragukan kesetiaannya ataupun gossip-gossip negative tentang dirinya.
Atas dasar hal itu, maka saya pun berharap hal yang sama terjadi pada saya saat saya memberitahu pacar saya berikutnya. Tapi kalau dia tidak bisa menerima saya apa adanya, maka tentunya dia bukanlah cowok yang tepat untuk saya.
Cara apa yang Anda ambil untuk menghindari penularan Herpes dengan pasangan?
Yang pasti caranya adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual. Termasuk oral.
Tapi jika Anda dan pasangan tetap akan melakukannya sementara salah satu dari kalian terinfeksi Virus Herpes, gunakanlah selalu kondom. Jangan pernah melakukan hubungan seks saat ada luka. Bahkan dalam tahap penyembuhan sekalipun. Jangan pernah melakukan hubungan seks ketika Anda merasa tidak yakin dalam kondisi aman dari infeksi (adanya rasa panas di bagian yang terinfeksi, gatal, kesemutan). SELALU menggunakan kondom dan spermisida. Jujur, terbuka, dan berkomunikasi. Jangan pernah mengambil resiko yang akan Anda sesali kemudian. Lanjutkan untuk mendapatkan penyembuhan. Pastikan Anda selalu memiliki persediaan Valtrex di tangan untuk sekedar berjaga-jaga. Tapi hal yang paling utama di sini adalah komunikasi dan kejujuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar